Entri Populer

Kamis, 28 April 2011

Role Play dan Penjelasan tentang Faktor Sosial Oksigenasi

Ini adalah tugas Role Play Oksigenasi. Cukup mendadak ngerjain tugas ini tapi beres juga. terus pas penampilan Role Play nya gak jelek-jelek amet ko .
Cek this Out ya .
BAB II
Faktor Sosial yang Mempengaruhi dalam Pemenuhan Kebutuhan Pengkajian Oksigen pada Berbagai Tingkatan Usia

2.1. Faktor Sosial Oksigenasi
Perubahan faktor sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. (wikipedia bahasa indonesia).
Perubahan sosial budaya terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi, cara dan pola pikir masyarakat,  faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Sedangkan faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain, perkembangan IPTEK yang lambat, sifat masyarakat yang sangat tradisional,  ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat, prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan, hambatan ideologis  dan pengaruh adat atau kebiasaan.
Oksigen merupakan salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini iperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis. Adanya kekurangan O2 ditandai dengan keadaan hipoksia, yang dalam proses lanjut dapat menyebabkan kematian jaringan bahkan dapat mengancam kehidupan. Klien dalam situasi demikian mengharapkan kompetensi perawat dalaam mengenal keadaan hipoksemia dengan segera untuk mengatasi masalah.
Pemberian terapi O2 dalam asuhan keperawatan, memerlukan dasar pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi masuknya O2 dari atmosfir hingga sampai ke tingkat sel melalui alveoli paru dalam proses respirasi. Berdasarkan hal tersebut maka perawat harus memahami indikasi pemberian O2, metode pemberian O2 dan bahaya-bahaya pemberian O2.
Dalam melakukan pengkajian oksigenasi pada berbagai tingkat usia kita sebagai perawat harus mengetahui perinsip sosial budaya apa saja yang dapat mempengaruhinya. Misalnya pada tradisi orang sunda. Tradisi yang mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen yaitu dengan cara tradisonal seperti mengoleskan balsem ke permukaan kulit.

2.2. Pemenuhan Kebutuhan Oksigen
            Pemenuhan kebutuhan oksigen adalah bagian dari kebutuhan fisiologis karena kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang, maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama, maka akan terjadi kematian.
Sistem yang berperan dalam proses pemenuhan kebutuhan oksigen adalah sistem pernafasan, sistem persarafan dan kardiovaskuler. Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini terbukti pada seseorang yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoksia dan akan terjadi kematian. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen pada manusia dapat dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal.

2.3. Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara, yaitu melalui kateter nasal, kanula nasal dan masker oksigen.

Tujuan :
1.      Memenuhi kebutuhan oksigen
2.      Mencegah terjadinya hipoksia
Alat dan Bahan :
1.      Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier
  1. Kateter nasal
  2. Vaselin / jelly
Prosedur Kerja :
a.     Kateter nasal
1.    Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.    Cuci tangan
3.      Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1 - 6 liter/menit. Kemudian observasi humidifier dengan melihat air yang bergelembung
4.      Atur posisi pasin dengan semi fowler
5.      Ukur kateter nasal dimulai dari lubang telinga sampai ke hidung dan berikan tanda
6.      Buka saluran udara dari tabung oksigen
7.      Berikan minyak pelumas (Vaselin / jelly)
8.      Masukkan ke dalam hidung sampai batas tadi yang ditentukan
9.      Lakukan pengecekan kateter apakah sudah masuk atau belumengan menekan lidah pasien menggunakan spatel (akan terlihat posisinya di belakang uvula)
10.  Fiksasi pada daerah hidung
11.  Periksa kateter nasal setiap 6 - 8 jam
12.  Kaji cuping, septum dan mukos hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6 - 8 jam
13.  Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respon pasien
14.  Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
b.    Kanula Nasal
1.    Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.    Cuci tangan
3.    Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1- 6 liter/menit. Kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya gelembung air.
4.    Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat untuk mengatur kenyamanan pasien
5.    Periksa kanula setiap 6-8 jam
6.    Kaji cuping, septum, dan mukosa hidung serta periksa kecepatan aliran oksigen setiap 6-8 jam
7.    Catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian, dan respon klien.
8.    Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
c.    Masker oksigen
1.    Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.    Cuci tangan
3.    Atur posisi pasin dengan semi fowler
4.    Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit. Kemudian observasi humidifier pada tabung air yang menunjukakkan adanya gelembung.
5.    Tempatkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien dan atur pengikat untuk kenyamanan pasien.
6.    Periksa kecepatan aliran tiap 6-8 jam, catat kecepatan aliran oksigen, rute pemberian dan respons klien.
7.    Cuci tangan setealh prosedur dilakukan

2.4. Role Play Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi
ROLE PLAY

                Ada seorang yang bernama Rizky. Dia adalah seorang penjangkit asma, dan baru saja duduk di bangku kuliah. Dunia perkuliahan sangat berbeda dengan suasana sewaktu dia SMA tentunya. Dengan begitu dia pun harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru tersebut, supaya dia tetap bisa bergaul dengan teman-teman barunya.
Di hari pertamanya kuliah, Rizky dan sekelas temannya merasa lega saat dosen mata kuliah terakhir keluar, pertanda kuliah hari itu selesai.

Dosen  : “ iya,cukup di sini dulu hari pertama kalian dengan Bapak, sedikt perkenalan saja     ya. Assalamualaikum” (Dosen bergegas pergi meninggalkan kelas)
Rizky : “Alhamdulillah beres juga hari ini..huu”
             (sambil menghela nafas)
            Seketika dosen kembali lagi..
Dosen  : “ Oh ya lupa..tugasnya lihat di meja bapak. Minggu depan dikumpulkan. Tak ada alasan! (menggoyangkan telunjuk nya ke arah mahasiswanya)
Mahasiswa :”Aaaaahhhhh.."
(serentak )
             
            Rizky pun keluar ruangan berbarengan dengan teman-temannya. Kemudian ada tiga orang temannya meghampiri dia.
Reno : ”Ky, kamu mau ikut ga ke kost-an aku?”
Rizky: “Ngapain?” (setengah heran)
Rizal: “Ya kita ngobrol-ngobrol aja lah. Santai-santai aja, yu?”
Rizky: “Zal, ikut ga kamu?”
Rizal : “Ikut lah. Kalau ga ngapain aku berdiri di sini?
Rizky : “Ok dah aku jga ikut. Eh tapi bentar dulu, rumah kamu jauh ga No?”
Reno: ”Deket ko Ky. Tenang aja lagi kamu gakan aku culik ko.hehe” (Reno cengegesan)
Rizky : ”Ok.ok..sebelah mana rumah kamu No?”
Rizal: “Aahh kamu banyak nanya..Ayo ikut aja,deket ko”
Ryan : “ Emang kamu tau Zal di mana kost-an si Reno?” (sambil mulai berjalan)
Rizal :  (pede) “ Kagak!”

            Mereka berempat pergi ke kost-an Reno  yang tidak jauh dari kampus untuk sekedar berbincang-bincang menghilangkan lelah.
Reno : ”Nah ini kost-an aku. Kecil sih tapi ya cukup lah. Aggap aja lah kost-an kalian  juga, santai aja”
Rizal : ”Ok gampang, ntar kalau mau kabur aku ngumpet di sini ya No” (Rizal sedikit bercanda)
Rizal : “Ok gampang lah Zal, asal ada uang kaburnya aja” (tertawa lepas)
Rizky : (sambil melihat-lihat) ”Di sini berapa perbulannya No?”
Reno: “Ga diperbulan cuy, perhari 10 ribu. Kamu kaliin aja 30, berapa tuh?”
Rizky: “Ooohhh...” (dengan wajah polos)
Ryan: “Bukan oohh tapi itung, berapa coba?”
Rizky: “Euuhh berapa ya? Bentar “ (Rizky mengambil handphonenya dan menghitung dengan kalkulator) 300 ribu kan?”
Ryan: “Ah telat kamu, ternyata kamu loading juga, kairain pinter..heee”
Reno: “Kaya yang pinter aja kamu Yan..”
            “Eh kalau mau pada minum, ambil aja sendiri ya”
Rizky: “Ok gampang lah..”
Ryan: “Ngomong-ngomong kalian dari SMA mana? Kamu dari mana No?”
Reno: “Aku sih dari luar kota,makannya nge’kost juga”
”Kamu dari man Ky?”
Rizky: ”Aku sih dari SMA 8 yang deket pasar itu”
              “Kalau kamu dari mana Zal?”
Ryan: “ Si Rizal sama ma aku dari SMA 4”
Rizky : “Ooh.”

            Reno berdiri mengambil sebungkus rokok dan melemparnya ke tengah-tengah mereka berempat.

Reno : “Mau rokok ga kalian? Asem ni ngobrol-ngobrol gini doang, kaya rumpi cewek  aja.”
Ryan: “Nah..dari tadi ke No ” (mengambil sebatang rokok)
Rizal : “Kebtulan nih aku lagi bokek, tau aj kamu No”
Reno: “Ah..aku tahu, muka-muka kalian tuh muka bokek”
Rizal: “ Sialan kamu! Kamu ga ngerokok Ky?”
Rizky: “Kagak, aku ga ngerokok. Apa sih enaknya ngerokok emang?”
Rizal : ”Makanya kamu cobain Ky kalau mau tahu, kalau dijelasin susah”
Ryan : “Bener Ky, tenang aja kagak bakalan apa-apa ko. Ni cobain!”
Rizky : “Ah ogah, makasih. Silakan aja kalian ngisep”
Reno : ”Ayo dong Ky, dikit aja deh cobain, aku tau ko kamu tuh penasaran kan? Dikit lah”
Rizky : ”Eeuuu..gimana ya?” (berpikir sambil melihat ke bungkus rokok)
Rizal : ”Yaelah..gitu aja banyak mikir, cepet tua kamu. Ni cepet ambil”
Rizky : ”Ok dah aku coba..Tapi jangan ngetawain aku ya, awas kamuh!
Rizal : “Kagak bakalan tenang aja”
Rizky : ”Gini kan caranya?” (memeragakan cara merokok)
Ryan : “Sip, persis seperti itu, trus isap pelan-pelan Ky”
(Rizky menghisap batang rokok itu pelahan-lahan.)
Ryan : “Gimana Ky? Maknyos kan?”
Rizky : (batuk-batuk mengeluarkan asap dari mulutnya) ”Lumayan..lumayan”
Teman-teman Rizky    : ”Laaaagi..laaaagi..laaaagi..laaagi!” (menyemangati Rizky)
Rizky : ”Ok .ok..tenang anak-anak. Aku coba lagi nih”
(Di kesempatan k-2 Rizky bisa mengeluarkan asap seperti teman-temannya dan menikmatinya.)
Rizky : ”Yeeee..aku bisa..aku bisa”
Reno : ”Jiaaaahh...tadi aja ogah-ogahan sekarang malah kegirangan”
Rizky : ”Maklum pengalaman pertama..hee”
              “ Udah ah, cukup. Kapan-kapan lagi aja” (kembali menyimpan rokoknya)
Reno : ”Sip dah..ntar cobain lagi ya Ky.. Kamu pasti ketagihan”
            Tak terasa obrolan mereka sudah berlangsung lama hingga sore. Mereka pun bergegas pulang kembali k rumahnya masing-masing.
*          *          *
            Keesokan harinya sepulang kuliah kembali mereka mampir ke kost-an Reno.
Rizal : ”Wah gila kuliah tadi bikin pusing, mana mata udah ngantuk lagi”
Ryan : ”Asli . Aku udah gak sabar pengen cepet keluar”
Reno : ”Udahlah..yang tadi jangan dipikirin lagi. Yang panting kan kita sekarang udah keluar, ya gak?”
Rizky : ”Yaaahhh..aku mah iya-iya aja lah biar cepet. Cape aku”
Reno : “Ah ini juga sama lagi, pada kurang semangat..payah!”
              (mangembil sebungkus rokok dari tasnya)
              ”Ya udah ni ngisep dulu aja. Biar agak tenangan otak kalian”
           
            Ryan dan Rizal segera mengambil satu batang rokok. Namun Rizky tampak ragu-ragu untuk mengambilnya, teringat asma yang dideritanya.
Reno : ”Kok kamu malah ngelamun sih Ky? Ayo cepet ambil,pake malu-malu segala”
              “Aku tau kamu kemarin masih penasaran kan?”
Rizky : “hehe...Coba tolong kamu ambilin”
Rizal : “Yah, manja juga ni anak..nih!” (sambil memberikan rokok)
              “Untung kamu pemula jadi aku layanin deh”
Rizky : “Thanks bro. Ngomong-ngomong biasanya kalian ngabisin berapa batang perhari?”
Rizal : “Aku sih paling 8 batang lah..”
Ryan : “Kalau aku suka nyampe 2 bungkus lah minimal”
Reno : “Kalau aku gak tau brapa batang, seenggaknya aku ngabisin tujuh ribu perhari buat rokok doang”

            Setelah menghisap beberapa kali tiba-tiba asma Rizky kambuh karena terlalu banyak merokok
Ryan : “Kamu kenapa Ky?”
Reno : “Wah dia Asma,men”
Rizal : ”Waduh..ternyata kamu punya asma Ky..napa gak bilang sih ah?”

            Rizky tidak bisa berkata apa-apa hanya memegang dadanya yang sakit dan teman-temannya semua panik.
Reno : “Mesti kita apain nih anak? Bingung aku”
Rizal : ”Ada sodara aku yang asma, biasanya ditepuk-tepuk gitu punggungnya”
( menepuk punggung Rizky dengan kedua tangan)
Ryan : ”Kalau gitu ayo cepet-cepet tepuk punggungnya. Biar aku pegang badannya”
              ”Sabar ya Ky..sabar..Kamu sih lagian punya asma gak bilang-bilang, kan jadi repot kalau udah gini”
Reno : ”Udah..udah jangan dimarahin kasian anak orang”
              ”Gimana Zal?
Rizal : ”Kayaknya kita mesti bawa ke rumah sakit deh. Asmanya gak membaik”
Ryan : ”Ya udah mending kita bawa ke rumah sakit deket sini aja.”
            Mereka membawa Rizky ke rumah sakit yang tidak jauh dari kost-an Reno.

Setelah sampai di Rumah sakit.
(Fase Pra Interaksi)
Suster  : “Alhamdulillah, pagi ini saya mendapat tugas untuk merawat Tn.Rizky dengan diagnosa yang saya baca pasien ini menderita penyakit Asma. Dengan kemampuan yang saya punya, saya akan berusaha untuk merawat Tn.Rizky. bismillahirrohmannirohim
(Perawat berjalan ke kamar pasien)
Suster  :”Assalamualaikum, ..”
Reno    :”Wa’alaikum salam!”
(karena dalam keadaan darurat perawat pun langsung memberikan perawatan kepada pasien dengan penuh hati-hati.)

(Fase Identifikasi)
Suster pun memeriksa keadaan Rizky.
Suster : “ De apa yang dirasakanny?”
Rizky : “Sesak sus” (wajah meringis kesakitan)
Suster : “Bagaimana bisa terjadi seperti ini?”
Reno    : “Tadi Rizky merokok bersama kami, kami gak tahu bahwa Rizky punya penyakit asma”
Suster : “oh Rizky merokok ya, pantas jadi seperti ini”
(Reno pun langsung menelepon orang tua Rizky, dan orang tua Rizky tidak lama setelah ditelepon sudah berada di ruangan Rizky dirawat)

(Fase Orientasi)
Bapak : “Suster, kenapa anak saya dipasang alat seperti ini?”
Suster  : “Saya akan melakukan tindakan oksigenasi pada anak bapak. Tindakan ini berfungsi untuk memperlancar jalan nafas pada anak bapak, agar anak bapak tidak sesak lagi.”
Bapak : “oh iya sus, silahkan !!”

(Fase Kerja)
(Perawat pun memberikan tindakan dengan memberikan oksigenasi kepada Rizky kurang lebih 1 jam)

(Fase Observasi)
 (Kemudian perawat pun mengobservasi dengan melihat air bergelembung . perawat pun mengatur keadaan duduk Rizky dalam semifowler. Perawat memasangkan masker oksigen di atas mulut dan hidung pasien dan mengatur pengikatnya untuk kenyamanan Rizky.)
(Setelah melakukan orientasi terhadap pasien perawat langsung meminta izin pamitan kepada keluarga pasien karena ada pasien yang akan ditangani)

Suster : “ bapak nanti setelah 6-8 jam saya akan kembali lagi kesini untuk memeriksa keadaan Rizky”
Bapak  : “oh iya sus”

(Fase Terminasi)
Setelah 6 jam kemudian perawat pun datang kembali ke ruangan Rizky untuk memeriksa keadaan cuping, septum dan mukosa hidung. Keadaan Rizky terlihat lebih baik, napasnya sudah lancar kembali , maka perawat pun membuka masker oksigen dari mulut Rizky.
Suster : “Bagaimana Ky sekarang keadaannya?”
Rizky : “Sudah lebih baik ko sus”
Suster    :“Bagus kamu sudah baikan, makanya nanti jangan mencoba merokok lagi ya agar kehidupan Rizky kedepannya sehat dan tidak gampang sakit.” (motivasi)
Rizky : “Oh iya sus, saya tidak akan merokok lagi”
Suster : “Ya percaya ke Rizky. Rizky jangan mencoba merokok lagi karena merokok bisa membuat Rizky sesak napas lagi.”
Rizky : “Iya sus”
Suster  :”Bapak, sebaiknya Rizky dilarang merokok karena merokok itu dapat mengakibatkan asma Rizky kambuh. Bisa yah pak?” (sugesti)
Bapak  :”Oh baiklah suster, saya akan menjaga Rizky supaya tidak merokok lagi!”
Suster :“Baiklah kalau seperti itu karena keadaan Rizky sudah membaik, saya akan kembali ke ruangan saya, jika nanti ada apa-apa bapak bisa memanggil saya. “
Bapak  : “Iya sus, terima kasih”
Suster  : “Iya pak, sama-sama. saya permisi pak, assalamualaikum ..”
Bapak  : “wa’alaikum salam..”

Perawat pun meninggalkan ruangan pasien dan kembali ke ruangannya.
 
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Alimul Aziz., dan Uliyah, Musrifatul. 2004. Buku Saku Pratikum Kebutuhan Dasar Manusi. Jakarta : EGC

Rizky Ariandy. Faktor Sosial yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi. http://rizkiariandy.blogspot.com/2010/05/prinsip-budaya-dalam-pemenuhan.html?zx=c5a423b29d194b1. Dikutip pada Jumat, 28 Mei 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar