Entri Populer

Kamis, 28 April 2011

Farmakologi : Oksitosik/Uteri Tonika, Obat Lokal/Topikal, Kemoterapi/Anti-Kanker dan Hormon & Antagonisnya

Ini adalah tugas makalah Farmakologi. Pada saat ngerjain makalah ini memang banyak sekali mengeluarkan waktu, tenaga dan membuat saya cukup sensitif karena pusing dengan tugas ini. Tapi alhamdullah akhirnya beres juga.
Okey cek this out !!



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Definisi Uterus
Kandungan (uterus) adalah bagian dari suatu sistem reproduksi seorang wanita. Uterus adalah organ berbentuk buah pir, berongga tetapi sangat berotot tebal, terletak di dalam rongga panggul diantara rektum dan kandung kemih. Uterus dihubungkan dengan vagina oleh serviks.
Bagian bawah yang sempit dari kandungan (uterus) adalah mulut rahim (cervix). Bagian tengah yang lebar dari kandungan adalah badannya atau corpus. Puncaknya yang berbentuk kubah adalah fundus. Tabung-tabung fallopian menjulur dari setiap sisi puncak kandungan ke indung-indung telur (ovaries).
Dinding kandungan mempunyai dua lapisan jaringan. Lapisan dalam adalah endometrium. Lapisan luar adalah jaringan otot yang disebut myometrium. Pada wanita-wanita yang berada pada umur-umur mengandung anak, lapisan uterus tumbuh dan menebal setiap bulan untuk mempersiapkan kehamilan. Jika seorang wanita tidak menjadi hamil, lapisan yang tebal, berdarah mengalir keluar dari tubuh melalui vagina. Pengeluaran ini disebut menstruasi (datang bulan).
2.1.1    Pendarahan Pasca Persalinan
Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah persalinan kala III.
v  Klasifikasi Klinis
a.       Perdarahan pasca persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama.
b.      Perdarahan pasca persalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama pasca kelahiran itu
v  Faktor Predisposisi
1.      Riwayat persalinan yang kurang baik, misalnya: Riwayat perdarahan pada persalinan yang terdahulu.
2.      Grande multipara (lebih dari empat anak).
3.      Jarak kehamilan yang dekat (kurang dari dua tahun).
4.      Bekas operasi Caesar.
5.      Pernah abortus (keguguran) sebelumnya.
6.      Hasil pemeriksaan waktu bersalin, misalnya: Persalinan kala II yang terlalu cepat, sebagai contoh setelah ekstraksi vakum, forsep.
7.      Uterus terlalu teregang, misalnya pada hidramnion, kehamilan kembar, anak besar.
8.      Uterus yang kelelahan, persalinan lama.
9.      Uterus yang lembek akibat narkosa.
10.  Inersia uteri primer dan sekunder.
2.1.2    Uteri Tonika
Uteri tonika adalah zat yang meningkatkan kontraksi uterus. Uteri tonika banyak digunakan untuk induksi, penguatan persalinan, pencegahan serta penanganan perdarahan pada persalinan praterm, pengendapan perdarahan akibat abortus inkompletikus dan penanganan aktif pada Kala III persalinan.
Gambar Uterotonik
OBAT-OBAT OKSITOSIK YANG DIPAKAI UNTUK MEMPERBAIKI MOTILITAS UTERUS
1.      Oksitosin adalah obat yang dapat meningkatkan motilitas uterus dengan merangsang kontraksi otot polos uterus. Oksitosin disintesis dalam hipotalamus dan ditransport ke ujung saraf dalam pituitari posterior yang menyebabkan ejeksi air susu pada wanita dalam masa laktasi. Oksitosin bekerja terhadap uterus untuk memulai kontraksi persalinan.
Obat Oksitosik : Oksitosin
OKSITOSIN
Pitocin, Syntocinon

KONTRAINDIKASI
INTERAKSI
Tokesemia, disproporsi sefalopelvik, distres janin, hipersensitivitas, persalinan nonvaginal yang telah diantisipasi, kehamilan (intranasal).
Vasopresor, anestetik, siklopropan.
FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
Absorpsi : diabsorpsi dengan baik melaui mukosa hidung.
Distribusi : PP : rendah ; luas didistribusi pada luas cairan ekstaseluler ; terdapat dalam jumlah sedikit dalam sirkulasi darah.
Metabolisme : t½: 1-9 menit ; dengan cepat dimetabolisme oleh hati.
Eliminasi : ginjal.

IM : M : 3-5 menit
P : TD
L : 2-3 jam
IV : M : segera
P : TD
L : 1 jam
IN : M : beberapa menit
P : TD
L : 20 menit
EFEK TERAPEUTIK
Menginduksi/memperbaiki kontraksi persalinan dan mengeluarkan ASI

EFEK SAMPING

REAKSI YANG MERUGIKAN
Efek maternal hanya pada pemakain IV: hipotensi, hipertensi, mual, muntah, konstipasi, berkurangnya aliran darah uterus, ruam kulit, anoreksia.
Serangan kejang, intoksitasi air, perdarahan intrakranial, distrimia, asfiksia; janin : ikterus, hipoksia.

2.      Alakaloid Ergot adalah obat yang bekerja untuk merangsang reseptor sel otot polos. Obat ini tidak dipakai selama persalinan karena kemampuannya untuk menyebabkan kontraksi uterus yang lama (kontraksi tetani), yang bisa menimbulkan hipoksia janin dan ruptur uterus. Jika diberikan terlalu cepat obat ini dapat menahan plasenta tetap berada di dalam uterus. Dua turunan ergot yang paling sering digunakan, yaitu ergonovin maleat dan metilergonovin maleat.
a.       Metilergonovin Maleat
METILERGONOVIN
Methergine, Methylergometrine

KONTRAINDIKASI
INTERAKSI
hipersensitivitas, kala tiga persalinan
vasokontriksi, nikotin, vasopresor

FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
Absorpsi : PO :IM : diabsorpsi dengan baik
Distribusi : TD ; memasuki ASI dalam jumlah yang kecil
Metabolisme : t½: 30-120 menit
Eliminasi : TD


PO : M : 5-15 menit
P : TD
L : 3 jam
IM : M : 2-5 menit
P : TD
L  : 3 jam
IV : M : segera
P : TD
L : 45 menit- 3jam
EFEK TERAPEUTIK
Kontraksi uterus

EFEK SAMPING

REAKSI YANG MERUGIKAN
Mual, muntah, kram, pusing, sakit kepala
Hipotensi, nyeri dada, hiperetensi, aritmia

b.      Ergonovin Maleat
ERGONOVIN
Ergometrine, Ergotrate

KONTRAINDIKASI
INTERAKSI
Hipersensitivitas, penyakit hati/ginjal berat, sepsis, persalinan kala tiga
Vasokonstriksi, vasopresor seperti dopamain dan nikotin

FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIKA
Absorpsi : PO:IM: diabsorpsi dengan baik
Distribusi : TD
Matabolisme : t½: TD
Eliminasi : TD

PO : M : 5-15 menit
P : TD
L  : 3 jam atau lebih
IM : M : 2-5 menit
P : TD
L : 3 jam atau lebih
IV  : M : segera
P : TD
L  : 45 menit
EFEK TERAPEUTIK
Kontaksi uterus
           


EFEK SAMPING
REAKSI YANG MERUGIKAN
Pusing, sakit kepala, mual, muntah
Palpitasi, nyeri dada, hipertensi, aritmia

DAFTAR BEBERAPA JENIS OBAT UTERI TONIKA
No.
Nama Generik
Nama Dagang
Produsen
1.
Oksitosin
Syntocinon
Sandoz


Piton-s
Organon


Pitogin
Ethica


Oxytocin-s
Ethica


Decatocin
Harsen
2.
Metilergonovin Maleat
Methergin
Sandoz


Methernial
Landson


Metiagin
Tunggal Idaman Abdi


Metilat
Metiska Farma

2.2       Definisi Hormon
Hormon (dari bahasa Yunani, : horman artinya "yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau antarkelompok sel. Hormon berfungsi untuk memberikan sinyal ke sel target yang selanjutnya akan melakukan suatu tindakan atau aktivitas tertentu.
Hormon adalah zat kimiawi yang dihasilkan tubuh secara alami. Begitu dikeluarkan, hormon akan dialirkan oleh darah menuju berbagai jaringan sel dan menimbulkan efek tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Contoh efek hormon pada tubuh manusia:
1.      Perubahan Fisik yang ditandai dengan tumbuhnya rambut di daerah tertentu dan bentuk tubuh yang khas pada pria dan wanita (payudara membesar, lekuk tubuh feminin pada wanita dan bentuk tubuh maskulin pada pria).
  1. Perubahan Psikologis: Perilaku feminin dan maskulin, sensivitas, mood/suasana hati.
  2. Perubahan Sistem Reproduksi: Pematangan organ reproduksi, produksi organ seksual (estrogen oleh ovarium dan testosteron oleh testis).
            Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus (bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untuk mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
v  Ciri-ciri Hormon :
1.   Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat kecil
2.      Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat di sel target
3.      Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus
4.      Memiliki pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi beberapa sel target berlainan
2.2.1    Klasifikasi Hormon
Hormon dapat diklasifikasikan melalui berbagai cara yaitu menurut komposisi kimia, sifat kelarutan, lokasi reseptor dan sifat sinyal yang mengantarai kerja hormon di dalam sel.
  1. Klasifikasi hormon berdasarkan senyawa kimia pembentuknya
1.      Golongan Steroid : turunan dari kolestrerol
2.      Golongan Eikosanoid yaitu dari asam arachidonat
3.      Golongan derivat Asam Amino dengan molekul yang kecil : Thyroid,Katekolamin
4.      Golongan Polipeptida/Protein : Insulin,Glukagon,GH,TSH
  1. Berdasarkan sifat kelarutan molekul hormon
1.      Lipofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam lemak
2.      Hidrofilik : kelompok hormon yang dapat larut dalam air
  1. Berdasarkan lokasi reseptor hormon
1.      Hormon yang berikatan dengan reseptor intraseluler
2.      Hormon yang berikatan dengan reseptor permukaan sel (plasma membran)
2.2.2        Obat Hormonal
1.    Hormon-hormon Hifofisis Anterior (Adenohipofisis)
               Kelenjar hifofisiss sering disebut pemimpin kelenjar (Master Gland), karena mengatur semua endokrin lain (target gland) pada tubuh.
              Hormon yang tergolong Hormon Hifofisis Anterior, yaitu :
a.       Hormon Tropin Seks
Hormon ini berfungsi mengendalikan spermatogenesis (pada pria disebut hormon ICSH), pembentuk folikel dan proses menstruasi pada wanita. Hormon pada wanita terdiri dari :
§  Luiteinzing Hormon (LH), hormon yang merangsang degenerasi badan merah (corpus rubrum) menjadi badan kuning (corpus luteum) setelah ovulasi, dengan menghasilkan hormon progesteron.
§  Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan (ICSH) pada pria, hormon yang merangsang pendewasaan sel telur muda (folikel primarius) menjadi dewasa (folikel de graft) dan menghasilkan hormon estrogen pada wanita, dan spermatogenesis pada pria.
§  Gonadotropin releasing hormon (GrH), berfungsi untuk merangsang fungsi LH dan FSH dari hifofisis.
b.      Hormon Tropin Steroid Adrenal
§  Corticotropin Releasing factor (CRF), berfungsi merangsang pelepasan kortikotropin ACTH dari hipofisis agar kortek adrenal terpacu memproduksi hormon kortikoid.
§  Adrenocorticotropin Hormon (ACTH), hormon tropin yang merangsang kortek glandula suprarenalis menghasilkan hormon kortikoid.
§  Melanosit Stimulating hormon (MSH)
c.       Hormon Tirotropin
§  Thyrotropin releasing Factor (TRH), merupakan hormon dari hifofisis yang merangsang pelepassn TSH
§  Thyroid Stimulating hotmon (TSH), merupakan hormon tropin dari hipofise yang berfungsi merangsang kelenjar Tiroid memproduksi hormon T3 (triiodotironin) dan T4 (tiroksin).
d.      Hormon Pertumbuhan
§  Somatotropin Hormon (growth hormon) atau GH, merupakan hormon yang memacu pertumbuhan pada anak usia tumbuh.
§  Growth Hormon Releasing Factor (GRF), hormon dari hipotalamus yang berfungsi untuk merangsang Hipofise menghasilkan GH pada masa pertumbuhan, sekaligus hormon penghambatnya yaitu hormon Sematostatin.
e.       Hormon Prolaktin (Prolactin Hormon) adalah hormon hipofisis yang mnginduksi sekresi susu dari kelenjar payudara pada ibu menyusui. Pelepasan prolaktin dirangsang melalui stimulasi puting susu dan obat dopamin dapat menghambat pelepasan prolaktin.
OBAT-OBATAN YANG TERMASUK HORMON HIPOFISIS INTERIOR (ADENOHIPOFISIS)
a)      Somatotropin hormon (Growth Homon/GH) : sebagai pengganti GH untuk Dwarfisme.
b)      Somatrem, somatropin Bromakriptin : untuk menekan GH dan prolaktin sehingga dapat menekan produksi ASI.
c)      Tirotropin : untuk mendiagnosis penyebab hipotiroidisme.
d)     Kortikotropin : untuk defisiensi ACTH, sklerosis multipel, miastenia gravis.
e)      Kosintropin : pemeriksaan diagnostik untuk menentukan penyebab insufisiensi adrenal apakah dari hipofise atau adrenal.
Hormon Adrenokortikotropik : Kosintropin
KOSINTROPIN
Cortrosyn, Synacthen, Tetracosactrin

KONTRAINDIKASI
INTERAKSI
Hipersensitivitas, infeksi serius, kehamilan atau laktasi.
Estrogen, glukokortikoid

FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
Absorpsi:ACTH:diabsorpsi cepat;gelatin/zinkum hidroksida:diabsorpsi lambat
Distribusi:diambil dari plasma ke banyak jaringan. Tidak menembus plasenta.
Metabolisme: 15 menit (plasma)
Eliminasi : TD

IM : IV : M : TD
P : 45-60 menit
L : TD

EFEK TERAPEUTIK
Produksi steroid adrenal setelah pemberian

               


EFEK SAMPING
REAKSI YANG MERUGIKAN
Tidak Diketahui
Reaksi hipersensitivitas, termasuk anafilaksis

2. Hormon Hipofisis Posterior (Neurohipofise)
       Hormon hipofisis posterior adalah hormon yang menyimpan dan melepaskan dua peptida, yaitu :
a.     Vasopresin (Peptida Vasopresin Arginin/AVP), berfungsi meningkatkan reabsorpsi air dari tubulus (sehingga disebut hormon antiduretik) dan membuat vasokonstriks : pembuluh darah.
b.    Oksitosin merupakan peptida yang menginduksi kontraksi uterus pada saat hamil dan merangsang produksi susu pada payudara setelah pernapasan. Oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi dengan kuat pada akhir persalinan. Mekanismenya yaitu pembuluh darah uterus terjepit dan pendarahan terhenti, selain itu juga pengeluaran air susu dirangsang tetapi tidak menambah produksi.
OBAT-OBATAN YANG TERMASUK HORMON HIPOFISIS POSTERIOR (NEUROHIPOFISIS)
a)      Vasopresin, Lepresin, Desmopresin : digunakan untuk diabetes insipidus, meredakan distensi usus, mngurangi perdarahan gastrointestinal akibat varises. Untuk diabetes insipidus, hemofilia A dan penyakit Von Willebrand.
b)      Oksitosin :
§  Penggunaan : meningkatkan kekuatan dan frekuensi kontraksi uterus, terutama pada akhir kehamilan, dan antidiuretik karena efek vasokontraksi.
§  Khasiat : sering digunakan untuk menginduksi persalinan, menurunkan perdarahan uterus post partum dan merangsang pengeluaran susu dari payudara.
§  Informasi lain:  ESO: petensial tetani dan ruftur uterus, trauma pada bayi, atonia uteri post persalinan. Pemberian perinfus menyebabkan intoksikasi karena aktivitas antidiuretiknya.
Hormon Antidiuretik : Vasopresin
VASOPRESIN
Pitressin, {Pressyn}

KONTRAINDIKASI
INTERAKSI
Gagal ginjal kronik dengan peningkatan BUN, hipersensitivitas terhadap protein babi/sapi, poliuria perioperatif, pasien koma, kejang, sakit kepala migren, asma, gagal jantung, penyakit kardiovaskular, kerusakan ginjal.
Alkohol, litium, demeklosiklin, heparin, neropinefrin, karbamazepin, klorpropamid, klofibrat, fludrokortison, agens penghambat ganglionik.

FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
Absorpsi : IM: tidak dapat diperkirakan
Distribusi : luas; seluruh cairan ektrasel
Metabolisme : 10 -20 menit
Eliminasi : hati dan ginjal

IM : M : TD
P : TD
L : 2-8 jam
                                              
EFEK TERAPEUTIK
Berkurangnya haluaran urin dan meningkatnya osmolalitas urin pada penderita diabetes insipidus
EFEK SAMPING
REAKSI YANG MERUGIKAN
Pusing, rasa “berdenyut” di kepala, kram abdomen, sendawa, diare, mual, muntah, flatulens, nyeri ulu hati.
Nyeri dada, infark miokard, angina, berekeringat, pucat, bercak putih peroral.

3.    Hormon Seks
a.     Testosteron dihasilkan oleh sel Leydig Testis. Dalam jumlah kecil dihasikan oleh Ovarium pada wanita.
b.     Steroid Anabolik adalah derivat testosteron yang mempunyai efek anabolik lebih dari pada efek androgeniknya.
c.     Estrogen berfungsi mensintesis protein spefisik yang terdiri dari ovarium, plasenta, kelenjar korteks adrenal dan sel Leydig. Endrogen merangsang proliferasi dometrium, sekresi kelenjar vagina dan serviks, serta merangsang pertumbuhan duktus dan asinus kelanjar mamma, tetapi estrogen menghambat laktasi.
d.    Progestin adalah hormon yang dihasilkan oleh korpus luteum, plasenta dan korteks adrenal. Hormon ini mengubah endotel uterus dalam keadaan proliferasi menjadi sekretoris, memacu pertumbuhan duktus kelenjar mamma dan efek metabolik ringan. Pada kehamilan kadar progesteron tinggi sekali untuk dapat mempertahankan kehamilan. Penyerapan melalui saluran cerna cukup baik, tetapi karena cepat mengalami perubahan dalam sirkulasi enterohepatik maka pemberian per-os kurang efektif.
OBAT-OBATAN YANG TERMASUK HORMON SEKS
a)         Estradiol : penggunaan Disekresi Ovarium, digunakan untuk mengurangi osteoporosis pada wanita menopause.
b)        17-Etinil estrradiol : mempunyai potensial tinggi, digunkan sebagai kombinasi dengan progestin untuk obat kontrasepsi.
c)         Estrogen terkonyugasi : efektif untuk preparat oral, vaginal dan IV.
d)        Diestilstilbestrol : estrogen non steroid, digunkan untuk mencegah abortus iminens pada wanita hamil.
e)         Progesteron : untuk pengobatan kelainan menstruasi, diberikan hanya IM.
f)         Medroksiprogesteron : digunakan untuk amenoroe sekunder dan perdarahnan uterus abnormal yang disebabkan oleh hormon. Hindari pemberian pada wanita berpotensi hamil dalam waktu dekat.
g)        Megastrol : untuk kemoterapi paliatif pada kanker payudara dan endometrium.
h)        Noretindron : Obat oral progestin yang poten.
i)          Klomifen : antagonis estrogen, sehingga menyebabkan peningkatan pelepasan gonadotropin dan stimulasi ovarium, ovulasi dan pemeliharaan korpus luteum. Digunakan untuk pengobatan infertile pada wanita. Pemberian dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kista ovarium dan kehamilan multiple.
Hormon Perangsang Ovulasi : Klomifen
KLOMIFEN
Clomid, Milophene, Serophene
KONTRAINDIKASI
INTERAKSI
Penyakit hati, kista ovarium, kehamilan, sensitif terhadap gonadotropin pituari, sindrom ovarium polikistik.
Tidak ada yang bermakna

FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
Absorpsi : PO: Diabsorpsi dengan baik
Distribusi : TD
Metabolisme : t½: 5 hari
Eliminasi : feses
PO : M : 5-14 jam
P : TD
L : TD



EFEK TERAPEUTIK
Induksi ovulasi
EFEK SAMPING
REAKSI YANG MERUGIKAN
Gugup, gelisah, sakit kepala, insomnia, kunang-kunang, keletihan, sering berkemih, peningkatan volume urin.
Penglihatan kabur, skotoma, fotobia, gangguan penglihatan, kemerahan, ruam panas pada wajah, pembesaran ovarium, pembentukan kista.

4.    Hormon Adrenal
       Kelenjar adrenal terdiri dari medula dan korteks. Korteks adrenal memproduksi dua jenis hormon atau kortikosteroid, yaitu: glukokortikoid (kortison) dan mineralokortikoid (aldosteron).
       Kortikosteroid mempercepat retensi natrium dan ekskresi kalium. Ion natrium direabsorpsi dari tubulus ginjal sebagai ganti dari ion kalium yang kemudian diekskresikan. Karena pengaruhnya terhadap elektrolit dan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, maka kortikosteroid dapat menyebabkan sakit berat atau kematian. Pengurangan sekresi kortikosteroid dapat menyebabkan hiposekresi adrenal atau penyakit addison. Dan peningkatan sekresi kortikosteroid dapat menyebabkan hipersekresi adrenal atau penyakit sindroma cushing.
a.         Glukokortikoid
Glukokortiroid dipengaruhi oleh ACTH yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari anterior. Hormon ini mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak serta aktivitas sel darah dan otot. Karena efek mineralokortikoidnya glukokotikoid dapat menyebabkan absorpsi natrium dari ginjal, menyebabkan retensi air, kehilangan kalium dan peningkatan tekanan darah.
Glukokortikoid dipakai untuk mengobati banyak penyakit dan masalah kesehatan termasuk peradangan, alergi, dan keadaan yang berat. Keadaan peradangan yang memerlukan glukokortikoid adalah gangguan otoimun sepreti multiple sklerosis, artritis reumatoid dan miastenia grafis. Gangguan peradangan lainnya seperti kolitis ulserativa, glomerulonefritis, renjatan, peradangan pembuluh darah dan mata, trauma kepala dengan edema otak, poliarteritis nodosa dan hepatitis. Sedangkan keadaan alergi  mencakup asma, reaksi obat dermatritis kontak dan anafilaksis. Keadaan yang sangat berat biasanya akibat keganasan.
OBAT-OBAT GLOKOKORTIKOID
OBAT
DOSIS
PEMAKAIAN DAN PERTIMBANGAN
Beklometason (vanceril)
Inhal: 2puff
Untuk asma dan untuk mengurangi inflamasi bronkial.
Betametason (celeston)
D: PO: 0,6-7,2 mg/hari dalam dosis terbagi
Obat antiinflamasi yang kuat, dapat disuntikan ke dalam sendi.
Kortison Asetat (cortone)
D:PO:IM:25-300 mg/hari
A:PO: M: 0,7-10 mg/kg/hari atau 20-300 mg/m2
Untuk insufisiensi adrenokortikal.
Deksametason (decadron)
D: PO: 0,25-4 mg
IV: 1-6 mg/kg
Aerosol: 3puff, 2-4 kali/hari
Obat antiinflamasi yang kuat. Untuk gangguan alergi akut, serangan asma, edama serebral, syok yang tidak berespon dengan obat-obat lain. Untuk diagnosis sindroma cushing dan depresi.
Hidrokrtison (cortef)
D: PO: 20-240 mg/hari dalam dosis terbagi 2-4.
IM: IV: 15-240 mg (fosfat) setiap 12 jam
Untuk insufisiensi dan inflamasi adrenokortikal. Hodrokortison sodiom fosfat adalah bentuk parentralnya, sedangkan bentuk asetat dapat disuntikan ke dalam sendi. Tersedia dalam bntuk krim, oitment losion dan semprot.

Hormon Glukokortikoid (aksi lama), Agens Anti Inflamasi: Deksametason
DEKSAMETASON
Ak-Dex, Dalalalone, Decadrol, Decadron
KONTRAINDIKASI
INTERAKSI
Hindari penggunaan kronik selama menyusui, hipersensitif terhadap bisulfit, alkohol, paraben
Diuretik, amfoterisin B, mezlosilin, piperasilin, tikarsilin, glikosida jantung, insulin, agens hipogklikemik
FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
Absorpsi : PO:IM : diabsorpsi dengan baik
Distribusi : luas; menembus plasenta dan memasuki ASI
Metabolisme : 110-210 menit; supresi adrenal beralngsungn 2,75 hari
Eliminasi : ginjal
PO : M : TD
P : 1-2 jam
L : 2,75 hari
IM (fosfat) : M : cepat
P : TD
L : 2,75 hari
IV (fosfat) : M : cepat
P : TD
L : 2,75 hari
IM (asetat) : M : TD
P : 8 jam
L : 6 hari
IV (asetat) : M : TD
P : TD
L : 1-3 minggu
EFEK TERAPEUTIK
Supresi inflamasi dan modifikasi respons imun normal
EFEK SAMPING
REAKSI YANG MERUGIKAN
Sakit kepala, mengantuk, lesu, mual, kram perut ringan
Hipertensi, hipotensi, dan takikardia

b.         Mineralokortikoid (aldosteron)
Mineralokortikoid berfungsi untuk menskresikan aldestron. Pengurangan berat mineralokortikoid aldesteron menyebabkan hipotensi dan kolaps vaskular. Defesiensi mineralokortikoid biasanya terjadi dengan defesiensi glukokortikoid, yang disebut defesiensi kortikosteroid.
OBAT-OBAT MINERALOKORTIKOID
v  Fludrokortison (Florinef) adalah suatu mineralokortikoid oral yang dapat diberikan bersamaan dengan glukokortikoid. Obat ini dapat menyebabkan keseimbangan negatif nitrogen, sehingga biasanya diperlukan suatu diet tinngi protein
v  Kortison Asetat (cortone) diberikan secara oral , intramuskular (IM). Kerja utama obat ini yaitu untuk insufisuensi adrenokortikal.
v  Hidrokortison diberikan secara oral, intamuskular (IM) dan intravena (IV). Kerja utama obat ini yaitu untuk insufisuensi adrenokortikal. Obat ini pun tersedia dalam bentuk krim, semprot, oitment dan losion.
Hormon Glukokortikoid (aksi pendek) : Hidrokortison
HIDROKORTISON
Oral/parental : A-Hydro-Cort, Cortef
Rektal : Anusol-HC, Cort-Dome
KONTRAINDIKASI
INTERAKSI
Infeksi serius, mengandung bisulfit dan harus dihindari pada pasien intolerans.
Amfoterisin B, mezlosilin, piperasilin, tikarsilin, diuretik, glikosida jantung, insulin, agens hipoglikemik oral, fenitoin.
FARMAKOKINETIK
FARMAKODINAMIK
Absorpsi : PO : diabsorpsi dengan baik; IM : diabsorpsi dengan cepat.
Distribusi : luas ; menembus plasenta dan memasuki ASI
Metabolisme : 80-120 menit
Eliminasi : TD
PO : M : 6 jam
P : TD
L : 1,25-1,5 hari
IM : M : cepat
P : TD
L : 1,25-1,5 hari
IV : M : cepat
P : TD
L : 1,25-1,5 hari
EFEK TERAPEUTIK
Penggantian kortisol pada keadaan defisiensi, supresi inflamasi
EFEK SAMPING
REAKSI YANG MERUGIKAN
Psikosis, defresi, euforia, mual, munta, peningkatan nafsu makan, peningkatan berat badan, perdarahan GI, ulkus lambung
Edema, hipertensi, gagal jantung kongesitif, tromboembolisme,

5.    Hormon Tiroid
Terdiri dari Triiodotironin (T3) dan Tiroksin (T4). Hormon tiroid penting dalam metabolisme karbohidrat, protein, kolestrol, proses pertumbuhan, pembentukan kalori dan fungsi katekolamin kardiovaskuler.  Apabila kebutuhan metabolisme tidak dapat dipenuhi dari luar maka terjadi mobilisasi persediaan di jaringan, sehingga menimbulkan kelemahan dan gejala defisiensi.
1.         Hipotiroidisme merupakan suatu penurunan sekresi hormon tiroid yang penyebab primernya yaitu gangguan kelenjar tiroid, sedangkan penyebab sekundernya yaitu kekurangan sekresi TSH. Ciri dari hipertriodisme primer adalah penuruna T4 dan  peningkatan kadar TSH yang disebabkan oleh peradangan akut atau kronik dari kelenjar tiroid, terapi dengan radioiodin, kelebihan makan obat antitiroid dan operasi. Miksedema adalah hipotiroidisme berat, gejala-gejalanya yaitu latergi, apati, ganguan ingatan, perubahan emosi, bicara lambat, suara dalam dan kasar, edema kelopak mata dan wajah, kulit kering tebal, intoleran dingin, denyut melambat, konstipasi, berat badan naik dan mensturasi yang tidak teratur.
OBAT-OBATAN HIPOTIROIDISME
OBAT
DOSIS
PEMAKAIAN DAN PERTIMBANGAN
Tiroid (parutan)
D:PO:M: 16 mg/hari
R: 65-195 mg/hari
A (> 1th) : PO: sama seoerti dewasa
Untuk hipotiroidisme,  untuk mengurangi besarnya goiter. Perbandinagn T4 dan T3: 4:1. Mula kerja: lambat, t½: 2-7 hari.
Triglobulin (proloid)
D:PO:M:32 mg/hari
R: 65-200 mg/hari
Untuk hipotiroidisme. Diekstrasi dari tiroid babi. Perbandingan T4 dan T3 ; 2,5:1. Jarang dipakai.
Levotiroksin (synthroid)
D:PO:M: 50 µg/hari
R: 50-200 µg/hari
D:IV: 0.25-0,5 mg dalam larutan
A (> 3th): PO: 50-100 µg/kg/hari
Untuk hipotiroidismne primer, obat T4 sintetik. Mula kerja : sangat lambat, t½ : 7-10 hari. Efek berlangsung dalam 1-3 minggu. Pemakaian Iv untuk koma miksadeva.

2 komentar:

  1. brengsekkkk gg ad sumbernya zzzzz

    BalasHapus
  2. Betway Casino - Mapyro
    This slot machine has the option to try the 안성 출장안마 Mega Jackpot slot, 김제 출장샵 but no jackpot has been won yet. To find out if Betway Casino 여수 출장샵 online baoji titanium casino is safe, 충청북도 출장마사지 head to our

    BalasHapus